Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jajan Kelanting, Makanan Khas Nusantara yang Mulai Terlupakan

 Alfattahparenting.com - Sobat Alfattah yang suka sama kulineran, pasti tahu jajanan lawas nih. Salah satunya kelanting, yang warna-warni ituloh!! Dengan berbahan dasar dari tepung tapioka.

Nah kali ini Keluarga Alfattah mau bahas makanan khas nusantara dengan nama kelanting ini, kalau dimakan bisa kenyal-kenyal, eh jadu ngiler aja ding.

Bentuk Makanan Kelanting dan Sejarah Keluargaku Dengannya

Aku sih lagi lagi nggak mau cerita tentang sejarah adanya kelanting, hehe. Cuman kepingin luapin, sebenarnya kelanting ini kok sampai diceritakan di blog, ada apaan sih?

Selain bertujuan untuk lebih mengenalkan dan mengingat makanan ini supaya tidak sampai terlupakan. Pastinya ada tujuan lain nih!

Ada sejarah yang amat dalam sih sama si jajan warna-warni nan panjang kayak cabai ini. Oh iya just info, kelanting banyak macam atau bentuknya.

Ada kalanya kelanting itu kayak cabai, ada juga yang berbentuk kayak bola, bunder.

Nah dulu, ibuku suka buat dalam bentuk dua-duanya. Tapi, pas untuk jualan, lebih suka yang kaya bola, soalnya ditusuk pakai kayu, biar lebih kece deh tampilannya, jadi nggak kamu doang yang tampil keren, kelanting juga dong!🙂

Ceritanya gini sob, kelanting ini selain jajanan masa lalu, dia juga kenanganku di masa lalu, bahkan jadi jajanan yang bisa buat aku sadar bahwa gara-gara kelanting, beban biaya sekolahku terbantu.

Dulu, ibuku suka jualan apa aja sih, buat sambung hidup, nah bagaimana dengan bapak atau suami ibu? Juga pekerja keras sih, sudah kerja di toko bangunan, wah sederhana banget kan kehidupanku dulu?

Yups betul, ibuku pedagang jajanan kecil-kecilan, malah bisa dibilang pejual gorengan, bapakku tukang bangunan. Tapi, perjuangan mereka membesarkan 4 orang anak sangatlah luar biasa.

Bapak jarang kasih ibu duit, pasalnya uang gajinya lebih suka dikumpulkan, kalah anaknya butuh buat biaya sekolah, langsung diambilkan di tempat kerjanya, dan dicatar di kalender, you know kalender?

Beneran, di kalender ditulisin ges, di samping yang ada angka besar dan hari, itu loh!

Aku cerita ini, bukan aib ha ges.. malah bangga aku sama bapak, untuk soal pendidikan, sangat perhatian, ya walaupun ibu jadi tertatih-tatih. Tapi ibuku, akhirnya bisa jadi pejuang tangguh.

Tidak menyerah dong, jualan apa saja, termasuk kelanting, untuk mengepulkan asap di dapur, keperluan sekolah sebagian pun dari sana, misal aku dan saudara butuh beli buku tulis yang kehabisan, karena jatah uang di bapak untuk biaya sekolah bulanan dan biaya sekolah yang gede-gede.

Tidak jarang bapak jual kambing buat tambahan biaya sekolah.

Nah sambung lagi nih ges, menu kelanting ini, satu-satunya menu yang ngikut aku bareng ke sekolah😭 jadi nangis nih nulisnya.. mewek kan aku...

Ibuku, nitip jajan kelanting untuk dijual di sekolah. Ya tidak aku jual di kelas sih, tapi ada orang yang jualan di kantin, yang sudah dibilangin ibu untuk titip jajannya, dan aku yang bagian bawa setiap harinya.

Nanti sepulang sekolah, aku ambil dan di bawa pulang lagi, kadang sisa, kadang habis.

Wah luar biasa kan, aku jadi saudaranya kelanting, hehe.

Kesimpulan

Ah bagaimana? Sebenarnya masih panjang banget nih ceritanya, kejar waktu lagi... Tapi aku suka banget, bisa plong hati ini kalau ngobrolin soal kelanting.

Kamu sudah tahu kan sedikit banyaknya, jajan kelanting ini yang seperti apaan?

Kalau belum mah, gini deh, kelanting kan tadi bisa bentuk panjang kaya cabai, kadang juga bundar, kalau bundar biasanya ditusuk pakai kayu kayak sate, terus rasanya kenyal agak-agak asin tawar gitu, malah yang khas itu taburannya di atasnya, ada kelapa parut dan gula. Wah khas banget pokoknya, aku aja nggak bosan..

Udah ya, sampai jumpa pada artike keluarga Alfattah berikutnya.

Nur Chafshoh Sa'idah
Nur Chafshoh Sa'idah Ibu dengan 2 anak, domisili Sidoarjo Jatim. Lulus KPI UINSA Surabaya tahun 2017, wanita kelahiran Gresik 1994 ini mulai bergelut dengan literasi sejak 2013, menjadi Content Writer sejak 2019, Karya buku di antaranya Manuskrip 70 Tahun Indonesia Merdeka (2016) sebuah antologi puisi, Villain (2021) novel Fantasi garapan duet, Kumpulan Cerita Anak Cerdik (2021) bersama Elfamediatama, Parenting Bala-Bala 1 Minggu 1 Cerita Bukan Resep Pengasuhan Abal-Abal (2021) karya non fiksi bareng para blogger, kunjungi rumah literasinya alfattahparenting.com dan nurchabisnis.com, perempuanberkarya.com, membuka Jasa Penulis Pena Alfattah. IG: @nurchafshoh FB: Pena Alfattah Twitter: @nurchafshoh

2 komentar untuk "Jajan Kelanting, Makanan Khas Nusantara yang Mulai Terlupakan"

  1. hoo. aku taunya klanting ya kerupuk. kalau yang modelnya kaya di foto..aku taunya nama ongol-ongol. :D beda daerah, beda nama yaak. salam kenal mba

    BalasHapus
  2. Salam kenal juga kak.. iya kak beda-beda🙂🙂 kelanting, my kenangan kak..

    BalasHapus