Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Turlap dalam Dunia Jurnalistik

 


Sobat Alfattah, saya mencoba mengenang kembali masa-masa dulu ketika belajar tentang jurnalistik di bangku kuliah. Menjadi seorang wartawan, ternyata tidak mudah, karena butuh turlap dengan medan yang tidak diketahui. Hasil tulisan berita yang bisa dicontoh, kamu bisa lihat di fokustempo merupakan web yang selalu giat produksi berita dengan segala medannya.

Ngomong-ngomong soal Turlap, nanti kami jelaskan detail di bawah ya, kamu coba buka web Fokus Tempo terlebih dahulu biar kenal dengan genre tulisan dulu.

Pentingnya Turlap

Dalam dunia jurnalistik, istilah turlap atau turun lapangan sudah menjadi bagian penting dari rutinitas kerja wartawan. Turlap berarti kegiatan reporter atau jurnalis terjun langsung ke lokasi peristiwa untuk melakukan peliputan, menggali data, dan mewawancarai narasumber secara langsung.

Di era digital, di mana arus informasi sangat cepat dan teknologi memudahkan kerja wartawan, turlap tetap tidak bisa tergantikan sepenuhnya. Meskipun informasi sekilas bisa diperoleh lewat media sosial atau siaran pers, keakuratan dan kedalaman laporan tetap memerlukan kehadiran fisik wartawan di lapangan.

Tujuan Utama Turlap

Turlap dilakukan untuk memastikan bahwa berita yang ditulis bersifat faktual, akurat, dan berimbang. Wartawan yang turun ke lapangan bisa melihat langsung suasana, memverifikasi informasi di lokasi, mendapatkan kutipan dari pihak-pihak terkait, serta menangkap detail-detail penting yang sering luput bila hanya mengandalkan sumber sekunder.

Tantangan di Lapangan

Turlap juga menuntut wartawan untuk siap menghadapi berbagai tantangan. Misalnya, kondisi medan yang sulit, waktu kerja yang tidak menentu, cuaca ekstrem, hingga risiko keamanan di area konflik atau bencana. Karena itu, wartawan yang sering turlap umumnya memiliki kepekaan tinggi, daya tahan fisik, kemampuan komunikasi yang baik, serta ketelitian dalam mencatat dan merekam informasi.

Nilai Lebih dari Turlap

Peliputan langsung melalui turlap juga menambah nilai berita. Hasil liputan yang didukung observasi langsung biasanya lebih mendalam dan menggugah pembaca. Foto atau video hasil turlap pun cenderung lebih otentik karena diambil di tempat kejadian. Inilah yang menjadi pembeda utama antara karya jurnalisme yang diolah dari rilis atau sumber sekunder dengan laporan mendalam hasil kerja lapangan.

Tips Berburu Berita Turlap di Tengah Kerumunan Wartawan

Berburu berita turlap (turun lapangan) memang menjadi tantangan tersendiri, apalagi jika objek liputannya menarik perhatian banyak wartawan sekaligus. Mulai dari doorstop di depan gedung pengadilan, jumpa pers pejabat mendadak, hingga peristiwa genting di lokasi bencana, suasana padat wartawan sering membuat informasi jadi rebutan. Berikut beberapa tips agar tetap bisa mendapatkan materi berita yang maksimal di situasi seperti itu.

1. Siapkan Alat Liputan Sepraktis Mungkin

Saat kerumunan padat, gerak cepat sangat penting. Gunakan peralatan yang ringkas: ponsel dengan perekam suara jernih, tripod mini, atau kamera ringan. Hindari tas besar yang menyulitkan manuver. Pastikan baterai penuh dan ada cadangan memori.

2. Amati Posisi Strategis

Sebelum objek muncul, cari posisi strategis: dekat pintu keluar, jalur lewat, atau tempat narasumber biasa berhenti. Posisikan diri di jalur yang mungkin dilewati, bukan hanya di kerumunan utama. Dengan begitu, peluang dapat pernyataan eksklusif lebih besar.

3. Bangun Komunikasi dengan Wartawan Lain

Jangan jadikan wartawan lain sebagai pesaing semata. Bangun kerja sama taktis—bertukar info, saling berbagi rekaman suara, atau berjaga di titik berbeda. Sikap kooperatif sering membuka jalan dapat kutipan tambahan.

4. Fokus pada Angle Berbeda

Dalam kerumunan, umumnya semua wartawan memburu kutipan serupa. Amati celah untuk angle berbeda: tanyakan hal yang belum ditanya, cari narasumber pendukung di sekitar lokasi, atau potret suasana dari sudut yang unik.

5. Kuasai Teknis Bertanya Cepat

Saat doorstop, waktu bertanya sangat singkat. Siapkan pertanyaan padat dan tajam. Hindari basa-basi. Jika perlu, tulis poin penting di kertas atau ponsel. Satu pertanyaan bermutu bisa jadi headline yang membedakan berita Anda.

6. Manfaatkan Rekaman Sekitar

Selain jawaban narasumber utama, rekam suasana sekitar: kerumunan, petugas keamanan, reaksi publik. Bahan ini bisa memperkaya berita dan memberi nilai human interest yang jarang dimiliki media lain.

7. Jaga Etika dan Keamanan

Di lapangan, jangan terpancing emosi meski situasi saling dorong tak terhindarkan. Hormati ruang narasumber dan rekan media lain. Prioritaskan keselamatan, terutama di kerumunan massa atau lokasi rawan.

Berita lapangan memang menuntut kecepatan, ketepatan, dan ketegasan bersikap. Di tengah desakan wartawan lain, kemampuan teknis dan kecerdikan melihat celah bisa menjadi pembeda kualitas liputan Anda. Selamat berburu berita—tetap waspada, tetap profesional.

Nur Chafshoh Sa'idah
Nur Chafshoh Sa'idah Ibu dengan 2 anak, domisili Sidoarjo Jatim. Lulus KPI UINSA Surabaya tahun 2017, wanita kelahiran Gresik 1994 ini mulai bergelut dengan literasi sejak 2013, menjadi Content Writer sejak 2019, Karya buku di antaranya Manuskrip 70 Tahun Indonesia Merdeka (2016) sebuah antologi puisi, Villain (2021) novel Fantasi garapan duet, Kumpulan Cerita Anak Cerdik (2021) bersama Elfamediatama, Parenting Bala-Bala 1 Minggu 1 Cerita Bukan Resep Pengasuhan Abal-Abal (2021) karya non fiksi bareng para blogger, kunjungi rumah literasinya alfattahparenting.com dan nurchabisnis.com, perempuanberkarya.com, membuka Jasa Penulis Pena Alfattah. IG: @nurchafshoh FB: Pena Alfattah Twitter: @nurchafshoh

Posting Komentar untuk "Memahami Turlap dalam Dunia Jurnalistik"

Seedbacklink affiliate