Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keceriaan Kembali Setelah Pandemi, Kampung Lali Gadget Menjadi Tempat Tertawa Lepas Kaum Anak

Sobat Alfattah, semangat yang bergelora dengan mata yang berbinar, keceriaan serta canda tawa meynggema di Kampung Lali Gadget Sidoarjo Jawa Timur. Sebuah kampung yang penuh dengan sejarah, sejarah keceriaan anak, di mana senyum terukir di bibir masing-masing pemain grapyak, berlomba dengan kecepatan yang penuh dengan ketidakseimbangan. Jatuh, bangkit lagi, jatuh, bangkit lagi, tapi sambil tertawa lepas.

Nah begitulah juga di kehidupan, di mana anak sambil bermain permainan ala desa atau kampung, tidak menghiraukan gadget yang biasa ia pegang sehari-hari, tapi malah sibuk bermain dengan gapyak yang membuatnya jatuh, seperti kehidupan ini meski sakit, tapi kudu tetap bisa tersenyum ketika bersama orang lain.

Sebenarnya hal itu merupakan pelajaran atau nilai yang tersirat dalam sebuah permainan, di mana kita juga harus bisa berkompetisi namun tetap kompak dengan satu kelompok, dan meskipun jatuh, tidak saling menyalahkan, tapi saling membantu. Kehidupan pun juga begitu, ada orang susah, tentu harus dibantu.

Kampung Lali Gadget menawarkan banyak sekali permainan tradisional yang bisa anak-anak mainkan secara bebas. Apa lagi, setelah Pandemi berlalu, serangan Covid-19 yang membuat semua kegiatan dan semua lini di kehidupan menjadi terguncang, kini pada mulai bangkit, termasuk senyum anak-anak yang kembali lagi mengembang.

Kampung Lali Gadget sebagai salah satu tempat yang akan mewujudkan senyuman itu, di mana saat era serba canggih, banyak anak-anak yang diberikan suguhan gadget, sulit untuk melepasnya kembali, tapi di kampung ini, mereka akan didiberikan sebuah pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga namun sambil lalu mengenalkan jenis mainan di masa silam.

Kampung Pengembali Senyum Merekah yang Pernah Sunyi

Senyum anak-anak di masa Pandemi sempat hilang, di mana seharusnya kaum anak-anak yang belum punya pikiran dewasa, dipaksa menerima ketakutan akan penyakit atau wabah yang melanda di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Mereka selalu dihantui kesedihan harus menerima kehilangan keluarga tercinta, ayah, ibu ataupun saudaranya sendiri yang lebih dahulu dipanggil sang pencipta karena menderita Covid-19, atau malah menunggu giliran menjadi salah satu bagian yang antri di deretan makam, sungguh sangat menakutkan.

Sebagian lagi, anak-anak yang masih tidak punya perasaan sedih mendalam karena kepergian, ternyata juga dihantui oleh pelajaran daring di rumah. Semua pelajaran di sekolah dihentikan sementara, tidak melalukan tatap muka, tapi pelajaran setiap hari ada, dan harus melalui gadget.

Rasa jenuh begitu menyiksa, membuat kaum anak-anak pelajar tidak memperhatikan pelajaran yang dilalukan saat daring, malah gadget dimainkan, mencari permainan yang menyenangkan di sana, eh kecanduan.

Pada saat itu, sebuah tempat layaknya taman bermain yang dinamakan Kampung Lali Gadget (KLG) sudah mulai eksis dan mengenalkan ke masyarakat bahwa ada KLG yang siap menemani si kecil agar tidak sampai kecanduan Gadget.

Namun gerakan atau tempat ini masih sunyi, tidak begitu banyak orang yang berkunjung, dikarenakan pembatasan pengunjung akibat adanya pandemi. Sebelum pandemi datang, sebenarnya lokasi ini sangat riuh dengan anak-anak, sudah dibuka untuk umum, sayangnya wabah ini menyulap KLG jadi tempat yang sunyi.

Akan tetapi perjuangan Achmad Irfandi, selaku salah satu penggerak kegiatan KLG tidak berhenti dilakukan, ia dan tim berusaha keras melakukan inovasi terbaru yang bisa menyelamatkan kaum anak-anak dengan menarik mereka masuk ke taman bermain ini.

Segala permainan diuji-coba, dari permainan yang sudah berusia puluhan hingga permainan yang lagi tren di tahun 90 an, dan tentunya juga kekinian namun tidak menggunakan teknologi seperti gawai.

Semangat anak-anak berjuang melawan ketakutan di era pandemi, rupanya diobati oleh tim KLG dengan tetap membuka taman bermain ini, meski serba terbatas.

Setelah pandemi dinyatakan berakhir oleh presiden RI, Jokowidodo, taman ini pun juga dibuka kembali secara bebas tanpa terlalu membatasi peserta yang masuk di KLG.

Senyum anak-anak pun kembali melebar, membuat anak menjadi ceria dan tentunya belajar hal-hal baru bagi kalangan anak yang berasal dari perkotaan.

Mengapa kok baru? Pasalnya, permainan yang disuguhkan, merupakan permainan masa lampau yang jarang ditemui oleh kaum milenial. Semangat anak-anak mengembangkan senyum pun menjadi nyata.

Apa lagi setelah dinyatakan aman dari wabah, KLG dihadiri oleh para artis yang lumayan mentereng di masanya. Salah satunya Luna Maya, yang mau bermain lumpur di Kampung Lali Gadget ini, tentunya taman ini pun mendapat sorotan dari masyarakat.

Banyak yang tertarik dan penasaran, mereka langsung berbondong-bondong datang ke sini, dan mengajak anak-anaknya melupakan gadget sementara waktu, lalu mengukir senyum dengan permainan tradisional yang telah disiapkan.

Siapa Sosok di Balik Berhasilnya Kampung Lali Gadget?


Ia adalah Achmad Irfandi, seorang laki-laki yang penuh perjuangan dan bergerak bersama rekan-rekannya. Ia menjadi saleah satu pemilik gagasan KLG, yang resmi didirikan pada tahun 2018 silam, yups benar, sebelum pandemi melanda di Indonesia.

Tentu tidak mudah ya, tetap konsisten memperjuangkan taman bermain ini, di mana kaum anak-anak sangat membutuhkan peran orangtua dalam mengenalkan beberapa tradisi, budaya, bahkan mainan-mainan di masa silam.

Tapi KLG, mampu! Tempat ini masih tetap berdiri kokoh, dan bahkan kabarnya banyak sekali perbaikan-perbaikan permainan dan fasilitas yang akan diberikan untuk memberikan kenyamanan saat bermain.

Selama perjalanan tetap eksisnya KLG, akhir-akhir ini menambah jenis permainan baru yang mengasyikkan, bahkan permainan lama yang diaplikasikan kembali, seperti permainan era 90 an menarik perhatian anak-anak.

Fasilitas diperbaharui, seperti tempat balai pertemuan, baik untuk kegiatan rapat atau perkumpulan anak-anak pun diberikan dengan tempat yang lumayan luas. Ada juga Gazebo, dan lain-lain.

Semenjak kedatangan para artis seperti Luna Maya, juga sangat membantu banget meramaikan tempat ini. Banyak yang ingin mengajukan kerja sama dengan KLG.

Tentunya, itu tidak semudah yang dibayangkan, karena kemajuan-kemajuan yang dirasakan, tanpa ada yang mengawal, pun tidak akan terjadi. Nah peran Tim pengurus KLG dan turut serta Achmad Irfandi yang setia membersamai KLG membuat taman bermain ini semakin jaya.

Senyum anak-anak menjadi lebih sumringah, dan gelak tawa saat bermain bersama dengan permainan yang selalu disediakan KLG pun menjadi padu padan yang luar biasa. Anak-anak semakin kreatif dan merasa gembira meski permainannya tradisional dan terkesan ala kampung, mandi lumpur, bermain layangan dan lari-larian di sawah, mereka merasakan riang gembira bersama-sama. Pandemi berakhir, semua kegiatan di luar rumah bisa dilakukan dengan normal seperti sedia kala.

Ada di mana sih Kampung Lali Gadget ini? Lokasi pastinya, ada di Sidoarjo. Alamatnya, Unnamed Road, Bender, Pagerngumbuk, Kec. Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61261.



Nur Chafshoh
Nur Chafshoh Seorang perempuan yang suka bergelut dengan dunia pena. Menjadi seorang penulis artikel Freelance, punya jasa menulis Artikel Alfattah Writer (Pena Alfattah) dan juga suka nulis cerpen anak. Saya di ACME EDUKASI sebagai pengisi rubrik cerpen anak.

Posting Komentar untuk "Keceriaan Kembali Setelah Pandemi, Kampung Lali Gadget Menjadi Tempat Tertawa Lepas Kaum Anak"

Seedbacklink affiliate