Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sesekali Santai, Kayak Santai di Pantai!


Terlalu lama berjibaku dengan persoal-persoal yang tidak ada usai, hal ini akan membuat hidup kita semakin runyam. Kadang butuh untuk membuka dan memudarkan tali masalah dengan cara yang kita punyai sendiri, sesekali santai tanpa tergopoh dan menggebu ingin perkara yang agak pelik ini berakhir dengan bahagia.

Tahu kan Anda, Sobat Alfattah? Bahwa apa yang telah mereka lakukan (pemerintah dan DPR) sudah membuat banyak orang tergerak, dan sebagian besar adalah buruh. Padahal tidak melulu soal buruh, ada banyak hal. Hati Mimin pun ikutan gelisah.

Hal yang paling Anda tahu, segala sesuatu itu tidak harus secepat kilat berakhir dengan bahagia. Terkadang kita harus sadar, bahwa ada sesuatu yang tidak berakhir dengan happy anding.

Hal yang Diunggulkan Oleh Pemerintah

Dari sebelas klaster yang ada, Presiden Jokowi sudah siaran langsung melalui virtual yang mengatakan bahwa adanya RUU Omnibus Law adalah untuk kebaikan kita semua.

Mimin hanya menyebutkan beberapa saja ya, untuk menambah lowongan pekerjaan (bagi pengangguran) serta bagi kalangan yang habis kena dampak PHK-an akibat Covid-19 baru-baru ini. Mangkanya ada kemudahan membuka usaha sendiri, dengan perizinan yang lebih dipermudah.

Bagi kalangan pebinsis yang sudah jalan dan masih bertahan di tengah pandemi Covid-19, mereka mendapatkan keuntungan dengan adanya aturan kemudahan dalam berwirausaha ini.

Konon katanya adanya tidak memberikan pesangon kepada para pekerja yang di PHK adalah salah. Serta banyak hal lagi sebaran hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Namun sebagai seorang ibu rumah tangga, penulis juga menanggapi, bahwa Omnbuslaw  tentu menjadi momok yang berbeda-beda pada setiap hati rakyatnya.

Adakalanya, sebagai rakyat biasa memang dirasa terugikan, tetapi jika rakyat itu posisinya pengusaha, tentu akan lain lagi ceritanya.

Hal yang menjadi positif, pemerintah selalu mengupayakan yang terbaik untuk negaranya. Meskipun terkesan pahit, tetapi memilih memtuskan adanya Omnibuslaw adalah langkah tercepat.

Hanya saja cara itu, tentu saja mengejutkan banyak warga yang tidak siap!

Hal yang Disayangkan Oleh Rakyat

Sudah resmi disahkan diketuk palu oleh orang-orang DPR dan juga pemerintah, dalam rapat yang terlalu singkat dan tidak terbuka (karena dilakukan di malam hari) bahkan tengah malam. Hal ini menuai kontroversi berbagai kalangan.

Sebagai peristiwa yang dapat mengubah sejarah menuju lebih baik atau kurang baik, di masa pandemi, memang seharusnya ada keterbukaan dari pemerintah untuk rakyatnya. Rapat atau keputusan yang selalu diambil tepat di tengah malam pun menjadi perbincangan di tengah publik.

Bagaimana tidak, hal yang penting dan pelik seperti ini kenapa tidak terang-terangan akan disahkan, dan kenapa tidak siang hari saja rapatnya. Pasti rakyat akan banyak yang terlibat, dan jika memang benar-benar menguntungkan rakyat, pasti akan mendapat pembelaan dari rakyat.

Memajukan rapat secara mendadak, lalu mengetuk palu di tengah malam. Dengan jumlah lembaran hingga seribu lebih, bagaimana mangkas nya? Apa sudah teliti?

Sungguh pelik sebenarnya peristiwa ini, waktu singkat, tetapi pembahasan sangat banyak. Jika palu sudah diketok, tentu saja keputusan yang ada di dalam lembaran, sulit untuk diirevisi lagi. Apakah ini menjadi potensi atau kesempatan bagi yang punya kepentingan untuk menghilangkan sebagian lembaran? Entahlah, saya juga kurang mengerti.

Tentang dunia hukum dan perdataan atau perpasalan seperti ini, yang pasti, sangat disayangkan karena rakyat ditilap oleh orang-orang atasan.

Ada perwakilan dari rakyat (DPR) Dewan Perwakilan Rakyat, tetapi kenapa sebagian besar masyarakat tidak banyak yang tahu?

Padahal televisi juga sudah banyak yang punya. Kalau terbuka pada waktu siang hari, akan lebih efektif mendapatkan tanggapan rakyat.

Tapi Mimin Mencoba Berdamai Dengan Hati 

Ah sudah cukup lelah Mimin memikirkan hal ini. Mencoba saja berdamai dengan hati, sambil menikmati segelas kopi dan duduk di Kursi santai. Eh, salah, Mimin kan emak-emak. Ngapain santai sambil duduk-duduk, nggak bisa.

Kepastian akan lelah memikirkan hal ini tentu saja menjadi alasan Mimin berdamai dengan hati wae. Tadi sudah Mimin uraikan beberapa permasalahan pelik, dan namanya hidup, sudah tentu menghadapi banyak masalah, termasuk pada penjelasan tersebut.

Mempertahankan hal yang harus tetap bertahan, semisal hak kita, adalah wajib. Tetapi semua punya caranya sendiri. Begitu pun saya sebagai emak-emak. 

Santai saja waelah. Harus diselesaikan dengan cara yang bagus, tidak boleh anarkis.

Santai Kayak Di Pantai

Daripada kita semua gelisah, mending kita santai di Pantai. Menghirup udara segar, tanpa tercemar oleh asap bakaran para pendemo. Sambil duduk-duduk di Kursi Santai. Meskipun ada banyak pendemo yang berteriak-teriak, tapi tidak terdengar oleh kita karena pakai headset. Ah ini yang dilakukan oleh mereka, siapa? Mimin ndak tahu.

Hal yang Mimin salutkan, Gubernur Jawa Barat mau menemui para pendemo, dan mau mengirimkan surat permintaan kepada pemerintah untuk menerbitkan surat pencabutan RUU Omnibus Law. Nah, ini kan? Kita demo santai saja ding, yang penting kita punya cara agar bisa menarik simpati dari pemerintah.

Mau anrkis, tambah yang Anda temui adalah para petugasnya, baik itu Polisi atau TNI (mungkin) karena para pendemo melakukannya dengan cara anarkis.

Tema Dari 1 M 1 C, Santai

Nah loh, mimin sudah lama tidak nimbrung sama 1 Minggu 1 Cerita nih. Baru tadi malam bergabung lagi, eh dapat tema santai. Mungkin pikiran agak kalut, yang tadinya mau nulis tema santai, malah kemana-mana bahas tentang apa yang terjadi pada negeri ini.

Apa yang Mimin utarakan, juga termasuk karena Mimin lagi santai kok. Soalnya dengan menulis, dan mengeluarkan pendapat kayak gini, bikin hati legah dan bisa berdamai dengan hati. Saya turut prihatin dengan negeri ini, atas keputusan pemerintah atau perlakuakn pendemo yang anarkis.

Enggak mihak siapa-saipa, saya capek mikirnya, jadi kalau boleh saya menyampaikan aspirasi dan menyatakan tidak setuju adanya RUU Ominbus Law ini, ya karena kurang terbuka aja. Rapatkan langsung sama rakyat, karena menurut rakyat (salah satunya saya) kurang setuju dengan cara ini.

Mending kita damai dan dudukkan antara rakyat dan atasan. Ah, saya cuman berpendapat saja.


Nur Chafshoh Sa'idah
Nur Chafshoh Sa'idah Ibu dengan 2 anak, domisili Sidoarjo Jatim. Lulus KPI UINSA Surabaya tahun 2017, wanita kelahiran Gresik 1994 ini mulai bergelut dengan literasi sejak 2013, menjadi Content Writer sejak 2019, Karya buku di antaranya Manuskrip 70 Tahun Indonesia Merdeka (2016) sebuah antologi puisi, Villain (2021) novel Fantasi garapan duet, Kumpulan Cerita Anak Cerdik (2021) bersama Elfamediatama, Parenting Bala-Bala 1 Minggu 1 Cerita Bukan Resep Pengasuhan Abal-Abal (2021) karya non fiksi bareng para blogger, kunjungi rumah literasinya alfattahparenting.com dan nurchabisnis.com, perempuanberkarya.com, membuka Jasa Penulis Pena Alfattah. IG: @nurchafshoh FB: Pena Alfattah Twitter: @nurchafshoh

Posting Komentar untuk "Sesekali Santai, Kayak Santai di Pantai!"